Perang Strategi di Lima Seri Terakhir

MONZA  – Balapan F1 musim ini tinggal menyisakan lima seri lagi. Setiap tim juga makin sibuk memperbaiki diri untuk mencapai hasil maksimal di ajang balap jet darat itu.Brawn GP, misalnya, ingin merebut gelar pembalap dan konstruktor sekaligus. Mereka optimistis bakal melakoni itu karena dua pembalapnya, Jenson Button (72) dan Ruben Barrichello (56),masih nangkringdi posisi pertama dan kedua.Poin sang leader Button masih terpaut jauh dari pembalap Red Bull Racing (RBR) Sebastian Vettel yang menempel di posisi ketiga dengan 53 poin.Di kategori konstruktor,Brawn GP juga masih kokoh di puncak sejak seri pertama F1 musim ini bergulir.


Mereka mengoleksi 128 poin, meninggalkan RBR di tempat kedua dengan 104,5 poin.Disusul Ferrariditempatketigadengan56poin. Meski demikian, Brawn GP tak mau berlebihan menyikapi keunggulan sementara mereka. Tim pengganti Honda Racing itu akan terus melakukan pembenahan, terutama saat mengikuti seri berikutnya di GP Italia,Minggu (13/9).
Tantangan di seri ke-13 ini harus dibayar setelah Brawn GP lewat Button masih terkapar di lima seri terakhir. Bahkan, di Spa, Belgia, Button gagal menyelesaikan balapan. Begitu juga Barrichello harus puas finis ketujuh setelah mesinnya terbakar. ”Tim mengabari jika mesin saya sudah bagus setelah insiden itu. Gearbox pun tak ada masalah.Tapi, kami baru akan melihat kebenarannya setelah sesi latihan,” ujar Barrichello seperti dikutip Autosport.com.

Sementara RBR akan menjadikan lima seri terakhir sebagai final. Mereka juga berambisi merebut gelar pembalap dan konstruktor karena masih memiliki kesempatan menggeser Brawn GP. Team Principal RBR Christian Horner begitu berambisi menjelang seri terdekat di Sirkuit Monza, Italia. Dia berharap kedua pembalapnya, Vettel dan Mark Webber, akan kembali mendominasi balapan F1 seperti pertengahan musim. ”Pertarungan ini sudah dekat dan saatnya menjalani balapan layaknya final Piala Dunia. Kami akan berusaha meraih kesempatan sekecil apa pun karena kami masih berpeluang mengejar Brawn,” ujar Horner.

Berbeda dengan Toyota F1, nasib tim pabrikan Jepang itu masih menggantung untuk berpartisipasi musim depan. Mereka justru berpeluang besar mengikuti tim pendahulu seperti Honda dan BMW yang telah angkat kaki dari ketatnya persaingan F1. Menurut Presiden Toyota F1 John Howett,pihaknya belum mendapat kepastian mengenai keikutsertaan timnya musim depan. Mereka masih menunggu nasib yang akan ditentukan dari hasil rapat di Tokyo,15 November mendatang.

Namun, Toyota masih dapat bertarung hingga seri terakhir di GP Abu Dhabi, 1 November 2009. ”Kami telah menekan tingkat pengeluaran,bahkan menekannya hingga 40%. Kami pun mendapat pesan dari Tokyo untuk tetap bertahan di F1 meski dengan pendanaan minim tersebut,”ungkapnya.

Related Posts :




Share/Bookmark

0 komentar:

Post a Comment

Articel

Followers